Setelah Lulus Kuliah, Harus Bagaimana?
Kaahaf.id – Kemarin, saya dan keluarga—dari istri—mengantarkan Adik ipar di acara wisuda kelulusannya pada jenjang Sarjana (S1). Tentu saja wisuda merupakan acara sakral, menurut saya, entah bagaimana menurut orang lain, mungkin suatu hal lumrah dan biasa saja.
Bukan maksud membicarakan terkait sakral atau tidaknya suatu acara wisuda, tetapi yang ingin saya sampaikan yaitu sekedar mengingatkan. Artinya menjadi sebuah peringatan, bagi diri sendiri dan adik-adik tentunya atau siapapun saja.
Pada momen wisuda, setelah menempuh empat tahun lamanya, bergelut dengan, makalah, buku, proyek, dan lain sebagainya, langkah selanjutnya apa yang harus dilakukan?. Menjawab pertanyaan tersebut saya teringat dengan penggalan syair pada kitab Jāmiʻ bayān al-ʻIlm wa-faḍlihi karya Imam Ibnu Abdil Barr, sebagai berikut:
والعلم لا يحسن إلا بالأدب # والأدب النافع حسن السمت
Terjemah bebas: “Ilmu tidak dapat menjadi baik, kecuali dibarengi dengan akhlak. Adapun akhlak yang bermanfaat adalah akhlak yang baik.“
Istilah حسن السمت (khusnu as samti) dalam syair di atas, dapat dimaknai dengan akhlak atau adab yang baik. Sebagaimana redaksi dalam salah satu hadits Nabi:
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ أَيُّوبَ الْعَامِرِيُّ عَنْ عَوْفٍ عَنْ ابْنِ سِيرِينَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَصْلَتَانِ لَا تَجْتَمِعَانِ فِي مُنَافِقٍ حُسْنُ سَمْتٍ وَلَا فِقْهٌ فِي الدِّينِ.
“Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib] telah menceritakan kepada kami [Khalaf bin Ayyub Al ‘Amiri] dari [‘Auf] dari [Ibnu Sirin] dari [Abu Hurairah] ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dua hal yang tidak akan berkumpul pada diri orang munafik, yaitu; akhlak yang baik dan pemahaman dalam masalah agama.”
Bagi seseorang yang sudah menempuh jenjang pendidikan perguruan tinggi, berarti ia sudah dianggap memiliki banyak ilmu. Akan tetapi, pertama-tama yang harus ditekankan setelah lulus adalah akhlak. Meskipun banyak ilmu namun kurang baik dalam berakhlak, maka kata Imam Ibnu Abdil Barr ilmu tersebut tidak akan bertambah dan menjadi lebih baik atau bermanfaat.
Kendati demikian, salah satu tujuan seseorang menempuh Pendidikan tidak terlepas agar memiliki karakter atau akhlak yang baik. Pertanyaan berikutnya, bagaimana akhlak yang baik dalam konteks belajar atau mengajar setelah diwisuda?, jawaban yang pas menurut saya dengan lanjutan syair Imam Ibnu Abdil Barr yang menyatakan:
والعلم بالفهم وبالمذاكرة # والدرس والفكرة والمناظرة
Artinya “Ilmu itu senantiasa dibarengi dengan pemahaman, mengingat-ingat, mengulang-ulang, mengangan-angan, dan mendiskusikannya.”
Walaupun sudah tamat sebagai sarjana, akhlak yang baik terhadap ilmu dapat diwujudkan dengan mentelaah kembali, mengulangi belajar, berfikir dan mendiskusikannya. Lebih-lebih mampu mengembangkan dan mengamalkannya. Sebagaimana merujuk pada nilai filosofi Jawa bahwa “Ngelmu iku kelakone kanthi laku”. Belajar ilmu itu dibuktikan dengan sebuah tindakan.
Waallahu ‘a’lam…
Penulis : Muhammad Thoriq Miftahuddin, M.Pd