Keislaman Opini

RESEARCHER SERIES: Menelusuri dan Menguatkan Paradigma Keilmuan Hadis di Egypt dan Nusantara

Avatar
  • March 15, 2024
  • 3 min read
  • 71 Views
RESEARCHER SERIES: Menelusuri dan Menguatkan Paradigma Keilmuan Hadis di Egypt dan Nusantara

Researcher  Series, salah satu program kerja HMPS Ilmu Hadis UIN SATU Tulungagung  2024 yang dimulai di awal bulan Ramadhan. Dilaksanakan secara online, acara ini melibatkan dua instansi yakni Mahasiswa Ilmu Hadis UIN SATU Tulungagung dan Jurusan Hadith Pascasarjana Universitas Al Azhar Mesir. Researcher  Series tahap awal dilaksanakan pada hari Jumat, 15 Maret 2024 yang dibuka langsung Ustadz Muhammad Sulthon Aziz, Lc, M.HI selaku Koorprodi Ilmu Hadis UIN Satu Tulungagung. Dengan pemandu Wafa Satria Kamil sebagai moderator, acara ini diisi oleh Achmad Fauzan Ubaidillah Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Al Azhar sebagai pemateri dan Siti As Sifa Qurotil Aini Mahasiswa Ilmu Hadis UIN SATU Tulungagung sebagai pembanding. Acara dilakukan dengan dua sesi waktu yakni sesi penyampaian materi dan dialog interaktif.

Kegiatan Researcher  Series dijadwalkan tiga kali selama periode Kabinet El Musnad tahun 2024. Dilaksanakan perdana di bulan Maret, kegiatan seperti ini akan diagendakan lagi di bulan Mei mendatang. Agenda ini mengambil tema Menelusuri & Menguatkan Paradigma Studi Hadis di Egypt dan Nusantara. Fadhil selaku Ketua Umum HMPS menjelaskan, diadakannya agenda dengan mengambil tema ini adalah untuk menelusuri jejak ulama dan pemikir keilmuan hadis di dua negara yakni Indonesia dan Mesir. Mesir sejak dulu telah terbangun sistem pendidikan yang masyhur seperti Universitas Al Azhar  sudah lebih dulu mengenyam, merasakan pahit, dan berjuang mengembangkan keilmuan hadis. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya alumni Al Azhar yang masyhur atas dedikasi dan andilnya di bidang hadis baik golongan ulama yang pro terhadap hadis bahkan orientalis yang skeptis terhadap hadis. Kedua kutub ini perlu ditelusuri, ditelaah, dan dikritisi mengingat keilmuan terus berkembang dan dinamis. 

Bukan hanya di Mesir, Indonesia sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbanyak di dunia juga memiliki ulama yang tidak kalah pamor di kancah keilmuan hadis dunia. Ulama Indonesia yang fokus di bidang hadis sebagaimana dipaparkan Sifa berasal dari dua instansi pendidikan dan metode yang berbeda. Indonesia memiliki pesantren yang berhasil melahirkan banyak ulama pakar hadis, lain dari pada itu perguruan tinggi di Indonesia juga telah banyak mengeluarkan lulusan terbaiknya di bidang hadis seperti contoh Prof. Dr. Syuhudi Isma’il, MA. Kedua pemateri di dalam acara ini saling berembuk, memperkenalkan, serta menceritakan bagaimana keilmuan hadis tumbuh subur dan berkembang di kedua negara ini. Peserta juga tampak antusias mendengarkan dan sesekali menganggapi paparan materi yang dijelaskan.

Sesi kedua diisi dengan diskusi interaktif antar peserta dan pemateri. Peserta tampak antusias dengan melontarkan beberapa pertanyaan dan sesekali sanggahan atas kemungkinan perbedaan pandangan. Tradisi dialektika semacam ini yang akan terus dipertahankan di lingkungan akademik program studi ilmu hadis. Menariknya pemateri dan pembanding yang dihadirkan di acara Researcher  Series Periode El Musnad ini bukan hanya mahasiswa dalam negeri namun juga sesekali mahasiswa yang diberi kesempatan belajar di luar negeri. Pihak terkait dihadirkan menceritakan, membandingkan, dan mendiskusikan paradigma akademik hadis di dalam maupun di luar negeri. Dengan berjalan dan tertradisinya agenda semacam ini diharapkan Mahasiswa UIN SATU Tulungagung dapat mengenal, menguasai, dan mengembangkan keilmuan hadis di era glokalisasi ini.

Avatar
About Author

Ahmad Misbakhul Amin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *