Blog Sejarah Islam Tokoh Islam

Abu Hurairah dan Dedikasinya dalam Mengembangkan Hadis Nabi

Avatar
  • September 2, 2024
  • 3 min read
  • 14 Views
Abu Hurairah dan Dedikasinya dalam Mengembangkan Hadis Nabi

Perkembangan Ilmu Hadis yang terjadi di era modern ini tidak lepas dari dedikasi para Sahabat, Tabi’in, dan Tabi’ al-Tabi’in. Banyak upaya yang dilakukannya untuk mengembangkan Hadis dan studi keilmuannya. Pada masa Nabi hadis hanya boleh dihafal, kemudian pada periode Khulafa al-Rasyidin diperbolehkan ditulis namun masih dibatasi. Saat periode Tabi’in dan Tab’in al-Tabi’in beberapa ulama hadis melakukan penghimpunan dan penerbitan kitab Hadis secara sistematis kemudian munculah kitab-kita hadis seperti Musnad, Sunan, dan Sahih. Pada periode ini Imam Bukhari dan Muslim menciptakan kitab Sahih yang menjadi rujukan utama dalam bidang hadis. Abu Hurairah yang menurut beberapa riwayat dinyatakan sebagai sahabat dekat nabi yang memiliki banyak hafalan hadis turut andil dan berdedikasi besar. Di sini penulis akan membahas sejauh mana dan bagaimana kontribusi Abu Hurairah dalam mengembangkan hadis.

Abu Hurairah memiliki nama asli Abdullah bin Amin namun ada pendapat yang mengatakan saat masa jahiliyah ia dijuluki Abdus Syams kemudian namanya diganti karena menjadi muslim menjadi Abdurahman bin Shakr. kunyah ini didapatkan ketika suatu hari ia meletakkan kucing dibalik lengannya saat bertemu Rasulullah lalu beliau bertanya apa yang dibalik lengannya disitulah julukan Abu Hurairah berasal karena diberi oleh Rasulullah. Abu Hurairah lahir di Yaman tahun 598 M dalam keadaan yatim serta fakir Muhajir yang tidak memiliki keluarga dan harta kekayaan yang banyak, atau disebut dengan Ahlus Shuffah yang bertempat tinggal di serambi Masjid Nabawi. Ia berasal dari kabilah Bani Daus bin Adtsan. Pada usia muda ia bekerja pada tuannya yakni Basrah binti Ghawzan yang ia nikahi setelah memeluk islam. Pernikahannya dikaruniai empat anak laki-laki dan seorang anak perempuan yang pada akhirnya menikah dengan Said bin Musayyib.

Sebagai golongan ahlussuffah, kezuhudan dan ketekunan beribadah siang malam tidak diragukan lagi. Hal ini yang kemudian menjadikannya dekat dengan Rasulullah. Tidak hanya diberi bimbingan rohani beliau juga menjadi periwayat hadis tersohor. Awalnya ia memiliki daya ingat yang lemah setelah didoakan Rasululah daya ingatnya menjadi sangat kuat sehingga menjadikan sebagai penghafal hadis terbanyak dengan jumlah lebih dari 5000 hadis yang paling terpercaya meskipun hanya menjumpai Rasulullah selama 3 tahun. Dari hal tersebut kemudian Abu Hurairah dijuluki Rawiyat Al Islam atau perawi agama Islam.

Abu Hurairah mendampingi Rasulullah dalam kurun waktu kurang lebih 4 tahun. Dalam waktu singkat ini ia belajar banyak hal dari Rasulullah dan meriwayatkan hadis-hadis penting. Di antara beberapa sahabat lainnya Abu Hurairah tercatat memperoleh hadis terbanyak. Hadis tersebut didapatkannya melalui majelis di Majlis Shuffah, yakni sebuah majelis di halaman Masjid Nabawi tempat para Sahabat Rasulullah termasuk Abu Hurairah tinggal dan belajar. Selain mendapatkan hadis di tempat tersebut Abu Hurairah juga aktif berdiskusi dan memahami ajaran Islam. Salah satu riwayat menceritakan semangat dan tekat dalam menghafal hadis adalah inspirasi dari Q.S Al-Baqarah ayat 159-160. Cara yang digunakan Abu Hurairah untuk memperkuat hafalannya adalah dengan cara menggunakan waktu yang efektif saat sibuk dengan Rasulullah. Keadaan seperti ini dikenal dengan mi’il batn yang hanya dihadiri olehnya tanpa dihadiri oleh sahabat lain.

Setelah Rasulullah wafat, Abu Hurairah terus belajar dan mengumpulkan serta menghafal hadis dari orang-orang terdekat Rasulullah. Hal tersebut yang menjadikannya masyhur sebagai menara ilmu para sahabat. Banyak sahabat dan Tabi’in yang meminta bantuan Abu Hurairah untuk mengumpulkan hadis dan memahami ajaran Islam. Selain itu banyak pula beberapa hadis riwayat Abu Hurairah yang digunakan para ulama’ untuk memahami ajaran Islam. Misalnya Ibn Taymiyah menggunakan hadis Abu Hurairah untuk belajar aqidah. Selain itu periwayatan Abu Hurairah menjadi yang paling kuat bagi Imam Bukhari, Imam Muslim sebagai rujukan dan referensi dalam kedua kitabnya. Hal ini yang menunjukkan kontribusi besar Abu Hurairah dalam mengembangkan hadis melalui periwayatan yang sangat banyak dan kemampuan ingatan yang kuat


Avatar
About Author

Alfi Saidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *