Restika Cahya Pratiwi: Menjadi Pemimpin Diri dalam Pengabdian Tanpa Batas

Restika Cahya Pratiwi, alumni Program Studi Ilmu Hadis UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung angkatan 2020 bukan sekadar mahasiswa berprestasi. Ia adalah sosok yang menempatkan pengabdian sebagai jalan hidup sebuah proses panjang yang membentuk kepemimpinan dirinya secara utuh.
Perjalanan Restika dalam dunia pengabdian tidak lahir secara tiba-tiba. Sejak 2022, ia telah menetapkan sebuah komitmen pribadi untuk mengikuti KKN Kebangsaan bukan untuk mengejar prestise tetapi sebagai upaya menempa diri di medan nyata. “Saya ingin keluar dari zona nyaman, ingin tahu seperti apa rasanya menjadi bagian dari masyarakat yang jauh dari akses yang selama ini saya nikmati,” ungkapnya kepada Redaktur.
Dengan persiapan matang dan tekad yang kuat Restika mengikuti proses seleksi ketat di tingkat kampus melalui LP2M. Ia lolos dan mendapatkan kesempatan emas menjadi peserta KKN Kebangsaan 2023 di Desa Bengkawan, Kecamatan Seluas, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat. Di sana ia bergabung dengan mahasiswa dari berbagai penjuru Nusantara membentuk satu tim kecil yang saling belajar dan bertumbuh bersama.
Di tengah keterbatasan akses listrik dan sinyal komunikasi, Restika justru menemukan pelajaran besar yakni seni memimpin diri sendiri. Ia belajar untuk tidak bergantung pada kemudahan, mengelola kecemasan, dan menumbuhkan empati secara langsung di tengah keberagaman. Masyarakat Desa Bengkawan yang dikenal ramah dan toleran menjadi ruang belajar baginya untuk memaknai perbedaan sebagai anugerah.
Menurut saya Restika tidak hanya hadir sebagai relawan tetapi juga sebagai jembatan yang menghubungkan berbagai latar belakang agama, budaya, dan pendidikan. Infonya Ia mengajar Bahasa Inggris di salah satu sekolah. Ia juga membantu dokumentasi kegiatan masyarakat serta secara sukarela mengajarkan Iqro kepada anak-anak Muslim. Menariknya semangatnya menginspirasi anak-anak dari berbagai keyakinan untuk ikut belajar bersama.
Baginya pengabdian bukan soal memberi tetapi tentang hadir dan tumbuh bersama. Restika menunjukkan bahwa mahasiswa Ilmu Hadis tidak hanya berkontribusi di ruang-ruang kajian teks tetapi juga mampu membumikan nilai-nilai kasih sayang Rasulullah dalam kerja-kerja sosial yang nyata.
Pengalaman KKN Kebangsaan menjadi tonggak penting dalam perjalanan hidup Restika. Ia tak hanya menjadi bagian dari program nasional tetapi juga menjadi sosok yang berhasil memimpin dirinya dalam menghadapi tantangan dan menjalin relasi lintas budaya.
Restika berharap LP2M UIN SATU Tulungagung terus memberi ruang bagi mahasiswa untuk terjun ke medan sosial yang lebih luas. Ia percaya transformasi diri sebagai pemimpin masa depan justru lahir ketika seseorang berani keluar dari lingkaran kenyamanannya.
Penulis: Ahmad Misbakhul Amin