Peristiwa

Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Digitalisasi Konten: Tanggapan Radikalisme di Remaja Masjid Baitul Hakim Tulungagung

Muchamad Rudi C
  • November 19, 2024
  • 2 min read
  • 50 Views
Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Digitalisasi Konten: Tanggapan Radikalisme di Remaja Masjid Baitul Hakim Tulungagung

Tulungagung, 18 November 2024 – Dalam rangka memperkuat moderasi beragama di kalangan remaja masjid, Masjid Baitul Hakim UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung menggelar kegiatan bertajuk “Penguatan Moderasi Beragama Berbasis Digitalisasi Konten: Tanggapan Radikalisme di Remaja Masjid Baitul Hakim”. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai dari 15 hingga 17 November 2024, dan menghadirkan berbagai narasumber kompeten di bidangnya.

Ketua panitia kegiatan menyampaikan bahwa acara ini bertujuan untuk membekali para remaja masjid dengan pemahaman yang lebih moderat dalam beragama serta kemampuan untuk menyebarkan nilai-nilai moderasi melalui media digital. “Di era digital seperti sekarang, kita harus lebih cerdas dalam menyaring informasi dan mengembangkan konten yang bisa menjadi sarana edukasi bagi masyarakat luas, terutama dalam menangkal paham radikal yang menyusup ke kalangan muda,” ujarnya.

Kegiatan ini menghadirkan lima narasumber dengan materi yang beragam, yaitu:

  1. Febri Tri CahyonoAnalisis Diri dan Pengembangan Potensi
  2. Ali Safaat, SH, M.PdLeadership dan Manajemen Pengelolaan Organisasi
  3. MuntholibinMenjadi Entrepreneur Berbasis Masjid
  4. Diky Mohamad Fauzi, S.Sos., M.Ag.Menjadi Kreator Digital Berbasis Masjid
  5. Muchamad Rudi Cahyono, M.I.KomOptimalisasi Konten Moderasi Beragama

Selama kegiatan berlangsung, para peserta diajak untuk lebih mengenali potensi diri dan membangun karakter kepemimpinan yang kuat dalam mengelola organisasi masjid. Selain itu, mereka juga diberikan wawasan mengenai kewirausahaan berbasis masjid serta strategi dalam menciptakan konten digital yang mendukung penyebaran nilai-nilai moderasi beragama.

Diky Mohamad Fauzi, salah satu narasumber, menekankan pentingnya kreativitas dalam berdakwah di era digital. “Dengan semakin luasnya akses digital, dakwah moderasi beragama harus mampu menyesuaikan diri dengan tren yang berkembang. Para remaja masjid memiliki peran besar dalam menyebarkan narasi Islam yang damai dan inklusif,” ungkapnya.

Sementara itu, Muchamad Rudi Cahyono dalam pemaparannya menjelaskan bahwa optimalisasi konten moderasi beragama dapat dilakukan dengan pendekatan yang lebih visual dan interaktif. “Kita harus mampu menyampaikan pesan moderasi beragama dengan cara yang menarik agar dapat menjangkau lebih banyak audiens, terutama generasi muda yang aktif di media sosial,” katanya.

Antusiasme peserta terlihat jelas dari interaksi aktif selama sesi diskusi dan praktik pembuatan konten digital. Salah satu peserta, Rizky, mengungkapkan bahwa ia mendapatkan banyak wawasan baru dari kegiatan ini. “Saya jadi lebih paham bagaimana membuat konten yang tidak hanya menarik tetapi juga bisa menjadi sarana dakwah yang positif,” ujarnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi remaja masjid dalam mengembangkan dakwah berbasis digital yang moderat dan inklusif. Dengan bekal yang telah diberikan oleh para narasumber, para peserta diharapkan dapat menjadi agen perubahan dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang penuh rahmat dan keseimbangan.

Muchamad Rudi C
About Author

Muchamad Rudi C