Keislaman Sejarah

Pendekatan Sejarah dalam Studi Keislaman

  • October 28, 2024
  • 4 min read
  • 7 Views
Pendekatan Sejarah dalam Studi Keislaman

Semakin berkembangnya studi keislaman menjadikan Islam tidak lagi dipahami hanya dalam pengertian historis dan doktriner, tetapi telah menjadi fenomena yang kompleks. Islam telah berkembang ke ranah budaya, peradaban, komunitas politik, ekonomi dan bagian sah dari perkembangan dunia bukan hanya terdiri dari rangkaian petunjuk formal tentang bagaimana seorang individu harus memaknai kehidupannya. Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Khusunya agama Islam, sebagai agama yang telah berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang perlu diteliti, mulai dari menyangkut ajaran dan pemikiran kegamaan hingga realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.

Studi islam dalam dunia Islam dikenal dengan Dirasah Islamiyah. Ilmu Agama (Studi Islam) di dunia Islam telah lama muncul. Walaupun secara realitas studi ilmu agama (Studi Islam [agama]) keberadaannya tidak terbantahkan, tetapi dikalangan para ahli masih terdapat perdebatan di sekitar permasalahan studi Islam dapat dimasukkan ke dalam bidang ilmu pengetahuan atau tidak, mengingat sifat dan karakteristik antara ilmu pengetahuan dan agama berbeda. Pembahasan di sekitar permasalahan ini banyak dikemukakan oleh para pemikir Islam dewasa ini. Studi Islam sebagai sebuah disiplin ilmu tersendiri sangat terkait erat dengan persoalan metode dan pendekatan yang akan dipakai dalam melakukan pengkajian terhadapnya.

Studi Islam dan pembelajaran agama pada masa-masa awal terutama masa Nabi dan sahabat, dilakukan di Masjid. Pada masa pemerintahan Abbasiyah, studi keislaman dipusatkan di Baghdad, Bait al-Hikmah. Di Mesir berpusat di Universitas al-Azhar yang didirikan oleh Dinasti Fathimiyah dari kalangan Syi’ah. Di Indonesia studi Islam dilaksanakan beberapa kampus Islam seperti UIN, IAIN, dan STAIN. Ada juga sejumlah Perguruan Tinggi Swasta yang menyelengggarakan Studi Islam seperti Unissula (Semarang) dan Unisba (Bandung). Studi Islam di negara-negara non Islam diselenggarakan di beberapa negara, antara lain di India, Chicago, Los Angeles, London, dan Kanada. Dengan demikian obyek studi Islam dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu, sumber-sumber Islam, doktrin Islam, ritual dan institusi Islam, Sejarah Islam, aliran dan pemikiran tokoh, studi kawasan, dan Bahasa.

Sebab telah disepakati bahwa Studi Islam (Islamic Studies) menjadi disiplin ilmu tersendiri. Maka terlebih dahulu harus di bedakan antara kenyataan, pengetahuan, dan ilmu. Setidaknya ada dua kenyataan yang dijumpai dalam hidup ini. Pertama, kenyataan yang disepakati (agreed reality), yaitu segala sesuatu yang dianggap nyata karena kita bersepakat menetapkannya sebagai kenyataan, kenyataan yang dialami orang lain dan kita akui sebagai kenyataan. Kedua, kenyataan yang didasarkan atas pengalaman kita sendiri (experienced reality). Berdasarkan adanya dua jenis kenyataan itu, pegetahuan pun terbagi menjadi dua macam; pengetahuan yang diperoleh melalui persetujuan dan pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman langsung atau observasi. Pengetahuan diperoleh dengan cara mempercayai apa yang dikatakan orang lain karena kita tidak belajar segala sesuatu melalui pengalaman kita sendiri. Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sistematik. Ilmu mengawali penjelajahannya dari pengalaman manusia dan berhenti pada batas pengalaman itu. Ilmu dalam pengertian ini tidak mempelajari ihwal surga maupun neraka karena keduanya berada diluar jangkauan pengalaman manusia.

Sejarah atau historisitas adalah suatu ilmu yang di dalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, obyek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut. Menurut ilmu ini segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, di mana, apa sebabnya, dan siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Melalui pendekatan Sejarah ini seorang diajak menukik dari alam idealis ke alam yang bersifat emiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada di alam empiris dan sejarah. Pendekatan kesejarahan ini sangat dibutuhkan dalam memahami agama, karena agama itu sendiri diturunkan dalam situasi yang konkret bahkan berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatan.

Kesimpulannya bahwa Studi Islam merupakan sebuah disiplin ilmu yang sangat tua seumur dengan kemunculan Islam sendiri. Islam dalam sejarah panjangnya terwujud dalam berbagai tipe dan menyediakan lahan yang sangat kaya bagi kegelisahan akademik dari kalangan ilmuan baik dari kalangan muslim atau nonmuslim. Sebagai objek studi, Islam juga harus didekati dari berbagai aspeknya dengan menggunakan multidisiplin ilmu pengetahuan untuk mengurai fenomena agama ini. Salah satunya melalui pendekatan sejarah yang tidak dapat diabaikan begitu saja bagi seseorang yang ingin memahami tentang Islam dengan benar.

About Author

indanatw13

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *