Forum Pelatihan HMPS KPI: Alumni Dorong Mahasiswa Bangun Etika Jurnalistik Sejak Dini

Peran alumni tak berhenti saat lulus dari kampus. Inilah yang ditunjukkan oleh M. Rudi Cahyono, S.Sos., M.I.Kom., alumni Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang hadir sebagai pemantik diskusi dalam Pelatihan Intensif Jurnalistik yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) KPI, Sabtu (26/4/2025) di Angkringan Lawe 3.
Kehadiran Rudi, yang juga Co-Founder Lembaga Kajian Komunikasi Jurnalistik dan Media (LK2JM.id), bukan sekadar berbagi teori atau pengalaman pribadi. Ia membawa misi untuk membangun kesadaran etis dan semangat belajar jangka panjang bagi mahasiswa KPI yang hadir dari semester dua hingga empat.
“Bukan menggantikan perkuliahan, saya hanya ingin melengkapi. Apa yang saya sampaikan hanyalah bagian kecil dari proses panjang yang sedang mereka tempuh di kelas,” ucap Rudi merendah. Baginya, alumni harus hadir sebagai pendamping intelektual bagi adik tingkat, bukan sekadar nostalgia akademik.
Pelatihan ini menjadi ruang interaksi yang hangat antara generasi. Dalam suasana yang akrab namun kritis, mahasiswa diajak memahami kembali makna jurnalisme — bukan hanya sebagai keterampilan teknis, tetapi sebagai sikap hidup yang penuh tanggung jawab.
“Jiwa jurnalis itu bukan semata bisa menulis berita. Tapi soal independensi, integritas, dan etika. Dan itu bisa diterapkan bahkan di luar dunia media sekalipun,” tambahnya. Rudi meyakini bahwa literasi media dan kemampuan menulis menjadi bekal penting yang relevan di berbagai profesi.
Forum ini sekaligus menjadi bentuk komitmen moral alumni terhadap institusi yang pernah membentuk mereka. Dengan hadir secara langsung, alumni seperti Rudi ingin menunjukkan bahwa jejaring kampus bukan hanya soal akademik, tetapi juga tentang kebersamaan dan kesinambungan nilai.
Rudi berharap, mahasiswa KPI mampu menjaga semangat belajarnya, serta memperluas rasa ingin tahu terhadap dunia komunikasi dan jurnalistik. “Semoga tetap konsisten, belajar terus, dan menjaga rasa haus akan ilmu. Karena dunia media terus berubah, dan kita harus siap menghadapinya dengan cara yang cerdas dan etis,” tutupnya.