Peristiwa

Konferensi Pengetahuan Dari Perempuan IV, Dewi Nursilowati : Ragam Gender Memiliki Hak Demokrasi Penuh

Avatar
  • September 25, 2024
  • 3 min read
  • 11 Views
Konferensi Pengetahuan Dari Perempuan IV, Dewi Nursilowati : Ragam Gender Memiliki Hak Demokrasi Penuh

Kaafah.id, Malang – Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) kembali mengadakan rangkaian acara Konferensi Pengetahuan dari Perempuan ke-IV, Rabu (18/9/2024) di Gedung Pascasarjana, Universitas Brawijaya Malang.

Sebagai acara inti, dilaksanakan sesi presentasi dan diskusi dari para panelis Berbagai topik dibawakan mengenai isu kekerasan pada pengalaman nyata yang dirasakan perempuan.

Perwakilan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, Dewi Nursilowati, S.Sos., menjadi salah satu panelis yang menyampaikan penelitiannya pada sesi presentasi ke-3 di Ruang Sidang 2.01. Didampingi oleh Ucik Ana Fardilla, M.I. Kom., Dewi membawakan judul “Partisipasi Politik Inklusif 2024 Sebuah Refleksi Berspektif Gender”.

Menurut Dewi, yang juga alumni Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN SATU, partisipasi politik pada Pemilu 2024, ragam gender tidak mendapatkan hak yang sama sebagaimana seorang warga negara memiliki hak pilih.

“Gender yang terkenal itu hanya laki-laki dan perempuan, diskriminasinya sosial itu terletak pada yang tidak diakui selain dua gender tersebut”, ucap Dewi.

Menurut Dewi, penelitiannya dilatarbelakangi oleh maraknya political marketing mengusung tema ragam gender seperti LGBT sebagai identitas politik saat kampanye. Isu penolakan terhadap komunitas LGBT digaungkan sebagai personal branding elit partai dan politikus. Sehingga, menurutnya,  dapat berdampak menghasilkan political marketing terhadap voting behaviour ragam gender di Indonesia.

Disebutkan pula olehnya, terdapat contoh kasus yang terjadi pada tahun 2019, admin dari salah satu partai politik mengunggah cuitan melalui kanal X dulu Twitter menanggapi ketetapan Kejaksaan Agung Republik Indonesia yang menolak LGBT di Indonesia.

“Kami tidak mendukung LGBT, tapi disini saudara harus memahami konteksnya. Penolakan yang dilakukan oleh @KejaksaanRI telah melanggar hak atas pekerjaan yang terkandung dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia….” paparnya.

Menanggapi pernyataan dari salah satu partai tersebut, menurut Dewi, komunikasikan yang dilakukan digunakan hanya untuk menarik simpati publik. ”Hal itu menunjukkan bahwasanya partai itu tidak semata-mata mempedulikan mereka, tetapi hanya menaikkan simpati masyarakat,” jelas Dewi.

Pada akhir presentasinya, Dewi memberikan rekomendasi agar lembaga-lembaga terkait dapat memberikan langkah yang tepat untuk menyuarakan isu dan merangkul hak politik dari ragam gender.

“Semoga KPU lebih merangkul ragam gender ini untuk menerapkan demokrasi yang berdaulat. Dan untuk Komnas Perempuan semoga kami dapat bekerjasama untuk mencegah diskriminasi sosial terhadap ragam gender yang ada di Indonesia”, pungkas Dewi.

Diskusi panel di Ruang Sidang 2.01 Gedung Pascasarjana Universitas Brawijaya berlangsung dengan gayeng. Setelah sesi presentasi dari para panelis, kegiatan dilanjutkan degnan tanya jawab serta penyampaian tanggapan oleh penanggap dari Komnas Perempuan

Konferensi Pengetahuan Dari Perempuan (PDP) telah diselenggarakan yang ke-4 kalinya setelah tahun 2010, 2012, dan 2017 dilaksanakan selama 3 hari, pada 17-19 September 2024 bertempat di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya Malang. Kegiatan PDP dilakukan secara hybrid. Selain dapat mengikuti di lokasi, kegiatan juga dapat dikuti secara daring melalui Zoom Meeting dan streaming langsung di kanal Youtube Komnas Perempuan.

Reportera : Devi Oktaviani Wulandari

Editor : Muchamad Rudi C

Avatar
About Author

Redaktur

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *