Peristiwa

Gerakan TUNGGALROGO MANDIRI Awali Reboisasi di Lereng Candi Dadi: 300 Pohon Trembesi Ditanam untuk Pulihkan Ekosistem Air

  • November 12, 2025
  • 2 min read
  • 51 Views
Gerakan TUNGGALROGO MANDIRI Awali Reboisasi di Lereng Candi Dadi: 300 Pohon Trembesi Ditanam untuk Pulihkan Ekosistem Air

Tulungagung — Upaya menjaga keseimbangan ekologi kembali digelorakan melalui aksi nyata penanaman 300 pohon trembesi di kawasan bawah Candi Dadi, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, pada Sabtu (8/11/2025).

Kegiatan ini melibatkan sekitar 50 peserta yang terdiri atas warga sekitar, aktivis Yayasan Bumi Peradaban Nusantara, alumni UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Mereka bekerja bersama sejak pagi hari menanam bibit pohon di lahan sekitar lereng Candi Dadi yang kini mulai mengalami penurunan debit sumber air.

Aksi penghijauan ini menjadi langkah perdana dari Gerakan TUNGGALROGO MANDIRI, sebuah inisiatif lintas komunitas yang digagas oleh Yayasan Bumi Peradaban Nusantara untuk memulihkan daya dukung lingkungan di kawasan pegunungan selatan Jawa Timur.

Ketua Yayasan Bumi Peradaban Nusantara, Naibin, menuturkan bahwa penanaman pohon ini bukan sekadar kegiatan simbolis, tetapi wujud nyata tanggung jawab sosial terhadap alam.

“Kami ingin mengembalikan keseimbangan lingkungan melalui penghijauan. Pohon-pohon yang ditanam hari ini diharapkan dapat menumbuhkan kembali sumber air yang mulai berkurang dan menjaga kehidupan di sekitarnya,” ujar Naibin.

Sementara itu, Pembina Yayasan, Maftukhin, menyampaikan bahwa gerakan ini merupakan bagian dari upaya besar untuk membangun kawasan hijau berkelanjutan di wilayah Selingkar Wilis.

“TUNGGALROGO MANDIRI akan terus bergerak menanam pohon di berbagai titik di Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, Madiun, hingga Nganjuk. Ini bukan sekadar aksi lokal, tetapi gerakan ekologis lintas daerah yang menumbuhkan kemandirian lingkungan,” jelas Maftukhin.

Menurutnya, spesies pohon seperti trembesi, apak, dan beringin dipilih karena kemampuannya menyerap air dan menjaga kestabilan tanah. Upaya ini diharapkan mampu memperkuat resapan air tanah sekaligus mengembalikan kesejukan kawasan pegunungan yang mulai terdegradasi.

Gerakan TUNGGALROGO MANDIRI juga mendorong kolaborasi antara masyarakat, akademisi, dan komunitas lokal agar pelestarian alam menjadi gerakan bersama yang berkelanjutan.

Kegiatan di Candi Dadi ini direncanakan menjadi agenda rutin tahunan. Selain sebagai aksi pelestarian lingkungan, kegiatan tersebut diharapkan dapat menginspirasi masyarakat luas untuk ikut berperan dalam menjaga kawasan bersejarah dan sumber daya alam yang menopang kehidupan.

About Author

Redaktur