Keislaman Opini

Dari Tradisi Hingga Digitalisasi: Manfaat Transformasi Tradisi dan Literasi Pesantren

  • October 30, 2024
  • 3 min read
  • 7 Views
Dari Tradisi Hingga Digitalisasi: Manfaat Transformasi Tradisi dan Literasi Pesantren

Digitalisasi menjadi media untuk mencapai demokrasi di dunia pendidikan. Cut Nelga Isma dalam tulisannya menyatakan bahwa digitalisasi menjadi urgen bagi dunia pendidikan. Masuknya era globalisasi menjadi gerbang adanya poros digitalisasi. Melakukan dan mengupayakan digitalisasi data menjadi tuntutan yang tidak kalah penting dengan mengembangkan dan menyebarkan paradigma intelektual. Keberadaannya membawa banyak manfaat walaupun di lain sisi juga mengandung kekurangan. Dewanti dalam tulisannya menyebutkan bahwa kini keberadaan teknologi digital menjadi urgen untuk merekam berbagai aspek mulai dari pendidikan, sosial kemasyarakatan, dan lain sebagainya. Sejalan dengan itu pesantren yang menjadi representasi instansi pendidikan yang melahirkan ulama, peneliti agama, dan hasil karya khazanah keislaman pada akhirnya tidak luput olehnya.

Pesantren sebagai salah satu instansi pendidikan menjadi subyek menarik untuk disorot proses digitalisasi di dalamnya. Santri dengan segala peranannya mencoba mentransformasikan nilai intelektual ke dalam bentuk digital. Kontribusi santri dalam menciptakan inovasi dan terobosan baru menghasilkan sebuah hasil yang dapat dirasakan masyarakat secara luas. Nilai kemanfaatannya dapat diakses dan dirasakan dengan berbagai variannya. Berbagai kemanfaatan digitalisasi tradisi dan literasi pesantren ini bersifat dinamis, artinya bisa berkembang sesuai kebutuhan, situasi, dan kondisi. Melalui beberapa literatur yang ada penulis mencoba mengklasifikasikan nilai manfaat digitalisasi pesantren sebagai wujud kontribusi santri atas nilai transformasi digital.

Pertama, media dakwah dan komunikasi interaktif. Pondok Pesantren Darul Ulum Jombang misalnya memanfaatkan website dan sosial media lainnya sebagai media untuk bersosial, jejaring, dan dakwah di era pandemi. Ahmad Syafaul Hisyam dalam tulisannya menceritakan bahwa model pembelajaran santri PPDU selama  pandemi adalah dengan memanfaatkan dua media. Media website resmi digunakan sebagai media pembelajaran sedangkan Zoom, Geogle Meet digunakan sebagai media komunikasi jamaah seperti kegiatan Tahlilan dan Dziba’. Namun satu hal yang harus dicatat bahwa  integrasi teknologi, sistem pembelajaran dan dakwah pesantren tetap membutuhkan  sistem pengawasan yang terukur dan terstruktur.

Kedua, efisiensi administrasi, aksesibilitas pendidikan, dan kemudahan dalam mengakses informasi. Wawan Abdullah misalnya menceritakan upaya digitalisasi di Pondok Pesantren Lebak lewat aplikasi yang digunakan sebagai media pembayaran, media informasi, dan media akselerasi penilaian santri. Pesantren tersebut menciptakan inovasi aplikasi bernama SIPOND yang secara rinci dimanfaatkan sebagai media layanan informasi umum, penilaian ujian, pembayaran logistik bulanan, pendaftaran santri baru, dan absensi serta saran dan kritik kepada pihak pesantren. Aplikasi ini dimanfaatkan sebagai PTSP / Pelayanan terpadu satu pintu bagi pesantren ini. Dalam risetnya pengelola pesantren mengaku lebih sistematis dalam memanajemen pelayanan dan keteraturan peraturan pesantren.

Ketiga, kemudahan dalam menyebarkan ilmu dan buah intelektual secara masif dan efisien. Suryadilaga dalam tulisannya menjelaskan model pembelajaran yang dilakukan di Pusat Kajian Hadis (PKH). Pembelajaran di instansi tersebut bukan hanya fokus pada penelitian dan rekonstruksi keilmuan hadis namun juga sampai pada tahap upaya penyebaran buah intelektual. Melalaui sistem URL santri di Pesantren tersebut berusaha mendistribusikan tulisannya guna memudahkan aksesibilitas dokumentasi karya. Selain itu aplikasi yang dihasilkan santri juga ikut mewarnai, beberapa aplikasi diciptakan dengan karakteristik Pesantren PKH seperti aplikasi tematik hadis dan lain sebagainya.

Keempat, media pengenalan dan promosi instansi pendidikan pesantren. Faisal Rahimi dalam tulisannya menceritakan program pengabdian masyarakat yang dilakukannya di Pesantren Al Quran Islam  Tarbiyatul Banin Cirebon Jawa Barat. Program pengabdian masyarakat tersebut mencoba menjelaskan manfaat media digital termasuk di antaranya adalah promosi. Promosi barang dan jasa menjadi sangat mudah jika dimasukkan dalam fitur digital. Manfaat tersebut kemudian diadopsi pengurus pesantren guna mempromosikan kegiatan dan karya santri di pesantren tersebut.

About Author

Ahmad Misbakhul Amin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *