Ainur Rochmah: Kiprah Sosok Perempuan Muda di Pagar Nusa Jawa Timur

Tulungagung – Ainur Rochmah, alumni Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, kini menjabat sebagai Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Pagar Nusa Jawa Timur untuk masa khidmat 2024-2029. Keberhasilannya menempati posisi strategis dalam organisasi bela diri ini tak lepas dari perjalanan panjangnya, yang sempat diwarnai dengan larangan saat masih di pesantren.
Sejak awal, Ainur memiliki ketertarikan terhadap bela diri. Namun, saat mondok di Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum Mojosari Mojokerto, ia dilarang ikut serta dalam latihan. Alasannya sederhana: ia adalah perempuan, dan di lingkungan pesantrennya saat itu, bela diri dianggap kurang sesuai untuk perempuan. “Dilarang karena saya kan perempuan, jadi kodratnya perempuan itu tidak untuk mengikuti bela diri pas waktu di pesantren,” kenangnya.
Meski demikian, Ainur tidak menyerah. Setelah lulus dari pesantren, ia merasa tak perlu lagi meminta izin kepada Bu Nyai. Namun, restu orang tua tetap menjadi prioritas. “Kalau izin orang tua harus, dan Alhamdulillah diperbolehkan,” katanya. Dengan dukungan keluarga, ia pun mulai kembali menekuni Pagar Nusa saat berkuliah di UIN SATU Tulungagung.
Dunia bela diri semakin membuka jalannya ketika ia aktif di UKM Pagar Nusa kampus. Berawal dari latihan rutin, ia kemudian dipercaya menjadi asisten pelatih pada tahun 2022. Karier organisasinya semakin berkembang saat ia diangkat menjadi Wakil Ketua UKM Pagar Nusa di kampusnya. Setelah masa jabatannya di UKM selesai, ia bergabung dengan Forum UKM Pagar Nusa Jawa Timur dan menjadi Sekretaris Umum.
Perjalanan Ainur dalam dunia bela diri tidak berhenti di situ. Setelah menyelesaikan tugasnya di Forum UKM Pagar Nusa Jawa Timur, ia mendapat amanah lebih besar dengan bergabung di Pengurus Wilayah Pagar Nusa Jawa Timur. Awalnya, ia merasa ragu dan minder karena mayoritas pengurus wilayah adalah senior yang lebih berpengalaman. “Sebenarnya aku takut, karena di pengurus wilayah itu orang-orangnya sudah sepuh-sepuh, sudah pada menikah, dan jauh lebih hebat dari saya,” ujarnya. Namun, dengan tekad kuat dan semangat belajar, Ainur terus berproses hingga bisa membuktikan kemampuannya.
Menariknya, pesantren tempatnya dulu mondok kini telah mengalami perubahan. Jika dulu bela diri dianggap kurang sesuai untuk santri perempuan, kini semakin banyak santri putri yang mengikuti ekstrakurikuler tersebut. “Kalau dipikir-pikir, sekarang pondokku itu sudah banyak anak perempuan ikut ekstra bela diri, dan Bu Nyai juga nggak masalah,” ungkapnya.
Selain aktif di Pagar Nusa, Ainur juga berkecimpung di berbagai organisasi lainnya, seperti IPPNU PAC Kota Tulungagung, Remaja Masjid Al-Munawwar, serta kegiatan sosial seperti Peduli Sekitar Tulungagung. Kesibukan di berbagai organisasi tidak membuatnya kewalahan, justru semakin memotivasinya untuk terus berkembang. “Aku tuh kalau gabut itu nggak nyaman, makanya aku selalu cari kegiatan yang bermanfaat,” katanya.
Tak hanya di bidang bela diri, Ainur juga pernah menorehkan prestasi dalam dunia kepenulisan. Ia mengikuti lomba menulis yang diadakan oleh Pimpinan Pusat Pagar Nusa dan berhasil meraih juara favorit. “Aku awalnya hanya menghadiri acara Ijazah Kubro Pagar Nusa di Surabaya, tapi tiba-tiba disuruh jadi reporter. Alhamdulillah, beritaku menang juara favorit,” ujarnya bangga.
Saat ini, Ainur tengah melanjutkan studinya di jenjang Pascasarjana di Prodi Studi Islam UIN SATU Tulungagung. Di sela kesibukannya, ia tetap berkomitmen untuk menyeimbangkan antara pendidikan dan aktivitas organisasi. “Semoga bisa menyelesaikan S2 tepat waktu sekaligus menjadi manusia yang bertanggung jawab dalam berorganisasi dan bisa bermanfaat untuk orang lain,” harapnya.
Bagi Ainur, dunia bela diri bukan sekadar ajang pembuktian fisik, tetapi juga ruang untuk belajar disiplin, kepemimpinan, dan membangun jejaring. Stigma negatif terhadap bela diri yang sering dianggap hanya sebagai tempat untuk mencari keributan harus diubah. “Padahal Pagar Nusa itu ada banyak cabangnya, seperti atlet, prestasi, hingga administrasi,” jelasnya.