Agama Blog

Tujuan Pendidikan Islam: Tentang Surga?

  • October 31, 2025
  • 3 min read
  • 43 Views
Tujuan Pendidikan Islam: Tentang Surga?

Pendidikan Islam seringkali diidentikkan hanya dengan urusan ibadah ritual dan persiapan menuju kehidupan akhirat, seolah-olah tujuannya semata-mata adalah tiket ke surga. Kalimat itu memang manis didengar  seolah – olah cukup dengan niat akhirat, tapi benarkah sesederhana itu?.

Mari kita bedah bersama, merujuk pada sumber utama ajaran islam yaitu Al Quran dan As Sunnah. Lebih Dari Sekedar Ibadah Ritual, tujuan pokok pencipaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Hal ini ditegaskan dalam firman Nya Qs. Az Zariyat: 56

Menjadi Khalifah di Muka Bumi, selain sebagai hamba (‘abd), manusia memiliki tugas mulia lainnya sebagai Khalifah Fil Ardh (pemimpin/pengelola di bumi), dalam Firman Allah QS. Al-Baqarah: 30

Tugas kekhalifahan ini menuntut kita untuk menjadi pribadi yang:

  1. Berilmu karena tidak mungkin mengelola tanpa pengetahua.
  2. Berakhlak mulia agar kepemimpinan membawa keadilan, bukan kerusakan.
  3. Profesional dan Kompeten yaitu mampu mengolah sumber daya alam dan membangun peradaban.

Meneladani Rasulullah, Rasulullah tidak hanya mengajarkan ibadah ritual, tapi juga adab, ilmu, dan keterampilan hidup. Beliau memotivasi umatnya untuk belajar dan berusaha memahami dunia, dalam HR. Ibnu Majah, no. 224

Hadis ini tidak membatasi jenis ilmu yang dimaksud, ilmu agama penting tetapi ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial juga bagian dari perintah menuntut ilmu selama semuanya mendekatkan diri kepada Allah dan memberi manfaat bagi manusia.

Meraih kebaikan dunia dan akhirat, Pendidikan Islam tidak mengajarkan umatnya untuk meninggalkan dunia demi akhirat, atau sebaliknya. Ia mengajarkan keseimbangan (tawazun) dalam menjalani hidup. Muslim yang ideal adalah yang sukses di dunia tanpa melupakan bekal akhirat, dalam Firman Allah QS. Al-Baqarah: 201

Ayat ini menyiratkan bahwa tujuan tertinggi Pendidikan Islam adalah membentuk pribadi yang berkualitas dunia dan akhirat. Kebaikan dunia (hasanah) mencakup ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal, keluarga yang harmonis, dan kontribusi positif pada masyarakat.

Pendidikan Islam, Ulama besar seperti Imam Al-Ghazali menegaskan bahwa pendidikan Islam adalah proses tazkiyatun nafs — penyucian diri agar seseorang mampu menghadirkan nilai-nilai Ilahi dalam kehidupannya sehari-hari.
Artinya, pendidikan Islam tidak mencetak manusia yang hanya “berorientasi surga”, tapi juga yang mampu membawa nilai-nilai surgawi ke dunia. Allah bahkan menggambarkan umat Islam sebagai umat penengah (ummatan wasathan) umat yang seimbang antara spiritual dan sosial, dalam firman Allah Qs. Al Baqarah: 143. Jadi, pendidikan Islam idealnya melahirkan manusia yang berilmu, berakhlak, dan berdaya. Mereka beribadah dengan hati, tapi juga bekerja, berpikir, dan berkontribusi dengan tangan.

Fondasi utama akhlak dan takwa, Semua tujuan di atas berpondasikan pada pembentukan akhlak mulia dan takwa (kesadaran penuh akan kehadiran Allah). Rasulullah sendiri menegaskan misi utama beliau dalam Hadis Riwayat Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad

“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.”
Pendidikan Islam adalah proses yang mengubah perilaku (akhlak), bukan hanya mengisi memori (ilmu). Dengan akhlak yang mulia dan ketakwaan yang kokoh, seorang Muslim akan secara otomatis menjalankan perannya sebagai hamba dan khalifah dengan baik, yang pada akhirnya akan memudahkan jalannya menuju surga.”Surga itu tujuan, tapi bukan alasan tunggal. Surga memang tujuan akhir, tapi jalan ke sana tidak dibangun dari lamunan, melainkan dari kerja nyata.

Pendidikan Islam tidak sedang menyiapkan manusia untuk lari dari dunia — melainkan untuk memperindah dunia dengan nilai-nilai langit. Karena pada akhirnya, orang yang pantas masuk surga bukan hanya yang banyak berdoa, tapi juga yang menjadikan hidupnya doa bagi orang lain.

Penulis: Reva Putri Oktaviani, Ardhana Yundhika Ochtyvia, Suci Septianingsih

Editor: Ahmad Misbakhul Amin

About Author

Revaa