KH Muhammad Quraish Shihab, seorang ulama dan cendekiawan terkemuka di Indonesia, biasa dipanggil Prof Quraish Shihab. Lahir pada tanggal 16 Februari 1944 di Rappang, Kabupaten Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan, beliau adalah anak keempat dari pasangan Abdurrahman Shihab dan Asma Aburisyi, dari total 12 bersaudara. Pada tanggal 2 Februari 1975 di solo ia menikah dengan Fatmawaty Assegaf dan pasangan ini dikaruniai lima orang anak. Beliau memiliki darah keturunan Arab Quraisy Bugis, yang merupakan keturunan Nabi Muhammad dari marga Shihab. KH Quraisy Shihab dikenal luas sebagai pakar tafsir Al-Qur’an dan tafsir Hadis. Ayahnya, KH Abdurrahman Shihab merupakan ulama dan Guru Besar dalam bidang tafsir. Sebagai putra dari Guru Besar, Quraisy Shihab mendapatkan motivasi dalam bidang studi tafsir dari ayahnya, yang sejak usia 6-7 tahun ia sudah harus mengikuti pengajian Al-Qur’an yang diadakan oleh ayahnya sendiri.
Pendidikan formalnya dimulai dari sekolah dasar sehingga kelas 2 SMP di Makassar. Pada tahun 1956, beliau dikirim ke Malang untuk menimba ilmu di Pondok Pesantren Darul Hadis al-Faqihiyah. Setelah mendalami studi keislaman, pada tahun 1958 Quraish Shihab dan adiknya Alwi Shihab dikirim oleh ayah mereka ke Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Hal ini dikarenakan Kemahiran berbahasa Arab yang dimilikinya serta mendapatkan beasiswa dari provinsi Sulawesi Selatan, sehingga mereka diterima dikelas dua SMP/Tsanawiyah dan menyelesaikan Pendidikan di Al-Azhar. Quraish Shihab kemudian melanjutkan studi di Universitas Al-Azhar, Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir dan Hadits, dan berhasil meraih gelar LC pada tahun 1967. Dua tahun kemudian, pada tahun 1969, ia memperoleh gelar M.A dengan jurusan yang sama.
Untuk mencapai cita-citanya dalam mendalami studi tafsir, Quraish Shihab kembali menimba ilmu di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, dengan mengambil spesialisasi dalam studi tafsir Al-Qur’an. Beliau hanya memerlukan waktu dua tahun untuk meraih gelar doktor di bidang ini. Setelah kembali ke Indonesia, Quraish Shihab aktif mengajar di berbagai institusi pendidikan, termasuk Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, di mana beliau menjabat sebagai rektor dari tahun 1992 hingga 1998. Quraish Shihab dikenal luas melalui karya-karyanya, terutama dalam bidang tafsir Al-Qur’an. Buku-bukunya seperti “Tafsir Al-Misbah,” “Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat,” “Secercah Cahaya Ilahi: Hidup Bersama Al-Qur’an,” “Tafsir Al-Lubab,” dan “Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan,” menjadi rujukan bagi banyak pelajar dan akademisi dalam memahami Al-Qur’an secara mendalam. Beliau berhasil menyajikan tafsir Al-Qur’an dengan bahasa yang mudah dipahami dalam konteks kehidupan modern.
Selain sebagai penulis, Quraish Shihab juga dikenal sebagai penceramah yang handal. Dengan latar belakang pendidikan formal dan kemampuannya menyampaikan pendapat dengan bahasa yang sederhana namun mendalam, beliau mampu menjawab setiap pertanyaan seputar agama dengan bijak dan santun, sehingga menjadi panutan bagi banyak orang dengan pemikiran yang moderat. Kegiatan ceramahnya dilakukan di sejumlah masjid terkenal di Jakarta dan stasiun televisi. Quraish Shihab juga dikenal sebagai pendukung dialog antaragama dan sering terlibat dalam diskusi yang membahas hubungan antarumat beragama. Atas dedikasinya dalam bidang pendidikan dan dakwah, Quraish Shihab telah menerima berbagai penghargaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Karya-karyanya diakui tidak hanya di kalangan akademisi dan ulama, tetapi juga oleh masyarakat luas. Quraish Shihab dianggap sebagai salah satu tokoh yang berhasil memberikan pemahaman yang lebih baik tentang Islam.